SEMARANG, KOMPAS.com - Pengamat sepak bola Semarang, Setyo Agung Nugroho, menilai, ada upaya dari PSSI untuk mengganjal calon ketua umum dari luar induk organisasi olahraga sepak bola di Tanah Air tersebut.
"Saya tidak tahu persis aturan dalam pemilihan ketua umum, tetapi saya melihat ada aroma dari PSSI untuk melanggengkan kekuasaan dari pengurus yang sudah ada," katanya di Semarang, Minggu (20/2/2011) petang, ketika dimintai pendapatnya soal hasil verifikasi calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015.
Seharusnya, kata mantan Manajer Tim PSIS Semarang tersebut, semua calon yang masuk dibiarkan bergabung dan nantinya peserta kongres yang akan menentukan sendiri siapa yang layak sebagai calon ketua umum periode empat tahun mendatang.
"Kalau dalam kongres ternyata ada yang kalah, tentunya kemenangan yang dicapai calon itu secara elegan
karena berdasarkan hati nurani peserta kongres. Bukan seperti sekarang ini, mau maju sudah diganjal dengan aturan yang seperti itu," katanya.
Menurut dia, majunya keempat calon dalam bursa calon ketua umum induk organisasi sepak bola di Tanah Air ini tentunya dengan niat untuk memperbaiki citra sepak bola, terutama berkaitan dengan prestasi yang dicapai tim nasional dalam beberapa event internasional sekarang ini.
Masyarakat sepak bola Indonesia, kata dia, tidak mengerti dengan statuta dari PSSI, yang mereka inginkan adalah prestasi dan citra sepak bola Indonesia lebih bagus dari apa yang dicapai selama ini.
"Mereka (masyarakat) itu tidak ’mudeng’ dengan statuta PSSI, yang mereka harapkan sangat simpel yaitu sepak bola Indonesia bisa lebih baik dari sekarang ini," katanya.
Hasil verifikasi calon Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 yang dipimpin Ketua Komite Pemilihan, Syarif Bastaman, disebutkan bahwa calon yang lolos hanya Nurdin Halid dan Nirwan Dermawan Bakrie. Sedangkan dua calon lainnya tidak lolos, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Seperti diwartakan sebelumnya, Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie lolos verifikasi yang dilakukan oleh Komite Pemilihan dan berhak maju dalam Konggres Empat Tahunan PSSI yang rencananya digelar di Pan Pasific Nirwana Resort Bali, 26 Maret mendatang.
Dengan lolosnya kedua calon ini, maka peluang untuk terjadinya perubahan di tubuh PSSI tertutup karena dua calon yang lain, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro, dinyatakan gagal dalam verifikasi.
"Kalau menurut saya, biarkan semua calon bertarung di kongres. Soal siapa yang menang tentunya itulah yang terbaik untuk memajukan sepak bola di Tanah Air ini," kata Setyo Agung Nugroho.
Kemudian, kata dia, calon yang menang tentunya akan menggandeng berbagai pihak untuk memajukan sepak bola Indonesia.
Sudah sejak lama sepakbola indonesia tidak pernah berprestasi. Perlu perubahan besar-besaran agar sepakbola Indonesia keluar dari keterpurukan. Namun salah satu penghalang kemajuan sepakbola Indonesia ada di posisi Ketua Umum. Dalam hal ini Nurdin Halid sudah terlalu lama berada di jabatan tersebut. Dan tampaknya beliau dengan berbagai cara akan tetap berusaha mempertahankan posisi itu, sampai kapanpun.......
Melalui berbagai pertimbangan, blog ini diperpanjang umurnya. Semula hanya sampai pada turunnya Nurdin Halid dari jabatan ketua umum PSSI semata. Namun karena perkembangan sepakbola Indonesia kemudian ternyata tidak semulus yang diduga, blog turunkannurdin ini diperpanjang sampai pada terbentuknya kepengurusan PSSI dan terpilihnya Ketua Umum yang baru.
Senin, 21 Februari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
klu cara nya masih pake cara2 yg kasar, sebaiknya juga harus dibalas dgn cara2 yg kasar pula
boikot aja kongres PSSI jika yg jd calon cuma NH dan NB
klu perlu pake revolusi PSSI yaitu duduki kantor PSSI di SENAYAN asal jgn pake cara anarki sampai NH lengser
kalau PSSI mengadakan pemilihan ketua umum mereka dengan cara tidak fair, gimana mereka mau menjunjung fair play?
Soal ganjal mengganjal sudah permainan biasa bagi rezim Nurdin Halid. Apa gunanya tulisan "Fair Play" di setiap pertandingan kalau pengurus sendiri tidak mempraktekkannya ? Nurdin tidak jantan untuk bertarung di munas.
@ Galuh : Kalau anda cewek (dari gambarnya sich) boleh juga semangatnya. Tapi kalau PSSI kasar kita imbangi "kasar" juga. Ya asal ga merusak ya.
@ Rachmat + PTC : Sip. Bukan teladan baik bagi sportifitas olahraga dan generasi muda.
Posting Komentar